Jumat, 17 April 2015

MAKALAH MENGENAI PT.WIJAYA KARYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kemajuan teknologi dari masa ke masa sangat berkembang pesat salah satunya di bidang konstruksi. Perkembangan ini dapat dilihat dari pembangunan jembatan Suramadu, sebuah proyek prestisius yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura. Kini proyek tersebut telah dirasakan oleh masyarakat luas
Proyek besar tersebut diselesaikan oleh beberapa perusahaan, salah satunya adalah PT. Wijaya Karya, perusahaan yang di sepanjang tahun 2012 juga berhasil menuntaskan proyek power plant yang terdiri dari: Pembangkit Listrik Tenaga Gas Borang, 60MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Rengat, 21MW, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Ambon, 34MW. Hal inilah yang ingin kami ketahui lebih lanjut mengenai organisasi pada PT. Wijaya Karya.

1.2  Rumusan Masalah
Pada makalah ini, kami membatasi pada masalah-masalah berikut:
1. Konflik yang terjadi pada WIKA
2. Penyelesaian konflik di dalam WIKA

1.3  Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang konflik apa saja yang terjadi pada WIKA dan bagaimana cara penyelesaian konflik yang terjadi pada WIKA

1.4  Metode Penulisan
Metode penelitian yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini adalah denganmetode pustaka dan wawancara. Narasumber yang kami pilih adalah salah satu karyawan dari PT.Wijaya Karya.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sejarah PT.Wijaya Karya (WIKA)
WIKA dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bernama Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usaha WIKA pada saat itu adalah pekerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada awal dasawarsa 1960-an, WIKA turut berperan serta dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta.
Perkembangan signifikan pertama adalah di tahun 1972, dimana pada saat itu nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur.
Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA melakukan perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi Perdagangan. Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi. Selain itu, semakin berkembangnya anak-anak perusahaan di sektor industri konstruksi membuat WIKA menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dan bersinergi.



2.2  Struktur Organisasi WIKA

 



2.3  Tata kelola perusahaan WIKA
Untuk mencapai tujuan perusahaan, tidak ada lain kecuali komitmen yang tinggi untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG (Tata Kelola Perusahaan yang Baik)  pada semua organ dan jenjang organisasi secara terencana, terarah, dan terukur sedemikian rupa sehingga penerapan GCG dapat berlangsung secara konsisten dan sesuai dengan praktik-praktik terbaik penerapan GCG. 
Untuk itu WIKA dengan dukungan seluruh elemen keorganisasian mulai dari RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, hingga Karyawan, senantiasa berkomitmen untuk terus membangun sistem, struktur, dan kultur manajemen dan organisasi yang berbasis pada nilai-nilai keterbukaan, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kesetaraan/ keadilan. 
Penerapan prinsip-prinsip GCG tercermin pada hal-hal berikut:
1.                  Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
2.                  Pembentukan Komite-komite yang membantu peran pengawasan Dewan Komisaris.
3.                  Keterbukaan informasi secara penuh sesuai dengan ketentuan sebagai Perusahaan    Publik dan Perusahaan Tercatat.
4.                  Penerapan Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal.
5.                  Sosialisasi GCG secara berkelanjutan.
6.                  Assesment penerapan GCG sebagai sarana untuk mengetahui kinerja dan     peningkatan implementasi GCG.
7.                  Berbagai aktivitas lain yang mendukung terbentuknya Good Governance.
8.                  Disentralisasi pengadaan barang dan jasa.
9.                  Sentralisasi keuangan.
10.              Sistem rekrutmen SDM.

2.4  Konflik yang terjadi pada WIKA
          Meskipun di dalam organisasi WIKA memiliki komitmen, integritas, dan juga hubungan yang baik antar pihak, timbulnya konflik tentu tetap tidak dapat dihindari. Beberapa alasan adanya konflik di dalam organiasasi ini adalah:
A. Perbedaan dalam tujuan.                 
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat  menimbulkan adanya konflik.
Sebagai contoh Seperti diketahui, pada 2011 lalu, WIKA telah menghentikan proyek pembangunan mall senilai USD 11,5 juta di Libya.
Adanya konflik yang tak kunjung reda menyebabkan WIKA kesulitan untuk menyelesaikan proyek tersebut, alhasil WIKA menghentikan proyek tersebut dan mengevakuasi pekerjanya untuk kembali ke Tanah Air.
Sebelumnya, WIKA menggandeng perusahaan lokal Libya, Solar Sahara Investment untuk mengerjakan mall yang nilainya Rp 104,4 miliar atau setara dengan USD 11,6 juta. Proyek kerjasama dengan mitra Libya itu mempekerjakan sekitar 500 orang, di mana 300 diantara pekerjanya warga negara Libya

·      
B. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan. 
·   
C. Perbedaan dalam nilai atau persepsi.   
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik.

D. Kompetisi (persaingan) yang tidak sehat.
Sabotase adalah salah satu bentuk produk konflik yang tidak dapat diduga sebelumnya. Sabotase seringkali digunakan dalam permainan politik dalam internal organisasi atau dengan pihak eksternal.

2.5  Penyelesaian konflik di dalam WIKA
Berdasarkan beberapa konflik yang terjadi di dalam organisasi WIKA pada penjelasan di atas. Maka hal-hal yang dilakukan untuk menghindari juga untuk menyelesaikan masalah yang terjadi adalah dengan melakukan instropeksi diri dengan mencari kesalahan yang mungkin disebabkan ego pribadi. Kalau kedua pihak saling merasa yang paling benar akan menyulitkan bagi keutuhan organisasi.
Juga melalui penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
Kompromi, setiap pihak tidak memaksakan kehendak walaupun mungkin mereka anggap baik. Menerima usul dari anggota lain dengan lapang dada. Jika mengambil posisi sebagai pimpinan dan ada banyak perbedaan pendapat dari bawahan, sebaiknya melakukan sedikit otoriter dengan mengambil pendapat yang paling logis dan mengacuhkan sisanya.




PLANING (Perencanaan)
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.
            PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) adalah salah satu perusahaan konstruksi di Indonesia. Dari hasil nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.
Dimulai sebagai sub-kontraktor, di akhir 1960-an WIKA berkembang menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Di awal tahun 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan perumahan.

ORGANIZING (Pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.


ACTUATING (Penggerakkan)
Actuating dalam kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi perilaku bawahan sehingga bawahan tersebut mau bekerjasama secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Pertumbuhan WIKA tidak lepas dari peran kepemimpinan yang baik. Sebagai perusahaan infrastruktur terintegrasi yang kuat semakin mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Perseroan sukses dalam melaksanakan penawaran saham perdana. Perolehan dana segar dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi yang dilakukan oleh WIKA. Posisi WIKA menjadi kuat, dimana saat itu krisis ekonomi dunia mulai memperlihatkan dampaknya di dalam negeri. Struktur permodalan yang kuat sangat mendukung WIKA dalam meluaskan operasinya ke luar negeri.
Berkat strategi yang matang, WIKA saat ini memiliki 6 Strategic Business Unit (SBU) yang meliputi konstruksi (Kontruksi sipil dan konstruksi Bangunan Gedung), Mekanikal elektrikal, Industri Beton Pra cetak, Real Estate dan Industri Lainnya yang ke depannya akan semakin terintegrasi menjadi perusahaan Engineering Procurement Construction (EPC) dan Investasi.

CONTROLLING (Pengawasan)
Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tindakan korektif, bila diperlukan, untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.
Dalam hal ini di PT WIKA, setiap bagian memiliki supervisor-nya tersendiri untuk melakukan fungsi controlling. Prosedur pengawasan dalam PT WIKA relatif sama dengan organisasi atau perusahaan lain yaitu;
·         Menetapkan standar untuk pengawasan.
·         Meneliti, memeriksa, dan menilai hasil yang dapat dicapai.
·         Membandingkan hasil dengan standar.
·         Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan koreksi.







BAB III
KESIMPULAN

PT.Wijaya Karya yang sudah berdiri selama lebih dari 40 tahun merupakan suatukesuksesan yang mencerminkan komitmen tinggi dan usaha kerjakeras. Memasuki abad ke 21, WIKA berusaha keras meningkatkan kinerja di setiap aspek, dimulai dari manjemen, sumber daya manusia yang tersusun guna menghasilkan inovasi dan teknologi.
Seiring dengan tantangan yang dihadapi oleh WIKA yang semakin luas, maka WIKA memiliki visi baru yaitu VISI 2020 untuk menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara.    
Oleh karena itu, WIKA memegang teguh motto “Spirit of Innovation” dan mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan yang berdasarkan pada komitmen, inovasi, keseimbangan, hasil terbaik, hubungan yang baik, kerjasama, dan integritas.




DAFTAR PUSTAKA







SESI TANYA JAWAB

Pertanyaan Dari:
Luptia Mei Usani

Isi Pertanyaan:
Bagaimana cara mengatasi masalah manajemen yang sering dialami oleh WIKA ?

Jawaban:
Mengatasi masalah dalam organisasi bisa dilakukan dengan berbagai cara bergantung dari masalah apa yang dihadapi dan tipe orang yang menimbulkan masalah tersebut. Secara garis besar dapat dibagi menjadi:
Komunikasi
Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
Instropeksi
Hal-hal yang dilakukan untuk menghindari juga untuk menyelesaikan masalah yang terjadi adalah dengan melakukan instropeksi diri dengan mencari kesalahan yang mungkin disebabkan ego pribadi. Kalau kedua pihak saling merasa yang paling benar akan menyulitkan bagi keutuhan organisasi.
Kompromi
Dalam berorganisasi memang terkadang ada beberapa pihak yang bebrbeda pendapat dan menimbulkan masalah. Dengan demikian harus ada pihak yang melakukan kompromi. Ini berarti ada salah satu pihak yang mengalah atau menerima keputusan pihak yang berseberangan.
Kompromi, setiap pihak tidak memaksakan kehendak walaupun mungkin mereka anggap baik. Menerima usul dari anggota lain dengan lapang dada. Jika mengambil posisi sebagai pimpinan dan ada banyak perbedaan pendapat dari bawahan, sebaiknya melakukan sedikit otoriter dengan mengambil pendapat yang paling logis dan mengacuhkan sisanya



Pertanyaan dari:
Fajar Firdaus S.F

Isi Pertanyaan:
Bagaimana cara WIKA bersaing dengan perusahaan lain supaya menjadi perusahaan yang terbaik di bidangnya ?

Jawaban:
WIKA akan selalu menggunakan cara-cara yang semestinya untuk meraih hasil yang positif. Dari beberapa hal yang terlihat secara kasat mata dapat diambil beberapa poin antara lain:
 Integritas
WIKA sudah banyak menjalankan proyek pemerintahan semisal Fly Over, Jalan Tol, dan beberapa bangunan instansi pemerintahan. Karena WIKA juga adalah BUMN yang berarti dinaungi langsung oleh pemerintah, itu menjadi nilai tersendiri bagi WIKA untuk mendapatkepercayaan dari para pengguna jasa mereka.
Menjamin kualitas bahan yang bagus serta nemberikan penawaran terbaik pada saat pengajuan tender membuat WIKA sering memenangkan beberapa mega proyek yang ada di Indonesia.
Profesional
Dalam menjalankan perusahaan WIKA selalu mengedepankan profesionalitas. Hal ini terlihat dari organisasi perusahaan yang sangat baik. Perekrutan karyawan pun dilakukan dengan serius dan melalui serangkaian test yang ketat. Sehingga pada akhirnya terpilih SDM berkualitas yang kompeten di bidangnya.
Komitmen
Semua pesaing bisa saja menerapkan sistem yang sama dengan PT WIKA, namun hal yang paling mendasar adalah kemauan untuk berkomitmen. Ini menjadi penting untuk menjaga kualitas perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang hanya bagus di awal namun akhirnya kesulitan untuk menjaga performa karena tidak konsisten menjaga visi dan misi. Celah inilah yang diambil oleh WIKA untuk memenangkan persaingan bisnis.


Pertanyaan dari:
Ibu Erna Kustyarini

Isi Pertanyaan:
Apakah VISI dan PLANNING pada WIKA memiliki kesamaan ? Jelaskan

Jawaban:
VISI
Visi pada WIKA adalah VISI 2020 untuk menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara.Secara umum, visi adalah cita - cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.         
Oleh karena itu, WIKA memegang teguh motto “Spirit of Innovation” dan mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan yang berdasarkan pada komitmen, inovasi, keseimbangan, hasil terbaik, hubungan yang baik, kerjasama, dan integritas.

PLANNING
Planning merupakan cetak biru untuk pencapaian tujuan yang memuat pengalokasian sumberdaya yang dibutuhkan, jadwal, tugas-tugas dan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan terkait dengan pencapaian tujuan tersebut. Dapat dikatakan bahwa sebuah rencana merupakan jembatan yang dibangun untuk menghubungkan antara masa kini dengan masa datang yang diinginkan, karena perencanaan adalah mempersiapkan masa depan. Masa depan memang akan datang dengan sendirinya, tapi tanpa planning masa depan tersebut mungkin bukan masa depan yang kita inginkan.
Planning pada WIKA adalah dengan membuat rencana dan/atau strategi untuk menjadi perusahaan kontraktor yang siap bersaing dengan perusahaan lain di Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi bangunan sipil, rumahan, dan bahkan merangkap ke jaringan listrik tegangan rendah, sedang, maupun tinggi.


Kesimpulannya adalah, Visi dan Planning sangatlah berbeda seperti yang sudah dipaparkan pada jawaban diatas

Sabtu, 04 April 2015

TEKNIK BRAINSTORMING DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Di dalam sebuah diskusi, ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengambil sebuah keputusan, dengan tujuan agar keputusan yang diambil dalam diskusi tersebut lebih tepat, mudah, dan dapat dimengerti juga diterima oleh anggota-anggota lain tanpa menimbulkan konflik baru. Namun dari berbagai teknik yang ada, salah satu teknik pengambilan keputusan yang baik adalah teknik brainstorming. 

Teknik brainstorming dipopulerkan oleh Alex F. Osborn dalam bukunya Applied Imagination. Istilah brainstorming mungkin istilah yang paling sering digunakan, tetapi juga merupakan teknik yang paling tidak banyak dipahami. Orang menggunakan istilah brainstroming untuk mengacu pada proses untuk menghasilkan ide-ide baru atau proses untuk memecahkan masalah.

Teknik brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak gagasan, termasuk gagasan yang nyleneh, liar, dan berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan gagasan yang kreatif. Brainstorming sering digunakan dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah bersama. Brainstorming juga dapat digunakan secara individual.

Sentral dari brainstorming adalah konsep menunda keputusan. Ketentuan dasar dari brainstorming adalah sebagai berikut:

A. Tunda Keputusan. 
Jangan melakukan kritik terhadap setiap gagasan yang muncul.     Jangan pula melakukan evaluasi terhadap gagasan tersebut. Gagasan dipilih setelah sekian banyak gagasan dilontarkan.

B. Munculkan sebanyak mungkin gagasan.
Munculkan gagasan sebanyak-banyaknya. Gunakan gagasan yang aneh dan lucu untuk merangsang gagasan-gagasan lain yang lebih baik.



Jika kita ingin menggunakan teknik brainstorming dalam rapat, langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

A. Tuliskan permasalahan di papan tulis. 
Jelaskan masalah tersebut sehingga seluruh perserta rapat memiliki presepsi yang sama.

B. Persilahkan hadirin menyampaikan gagasannya. 
Jangan ada kritik, sangahan, atau evaluasi, apapun alasannya.

C. Munculkan sebanyak mungkin gagasan. 
Gunakan gagasan orang lain untuk merangsang gagasan kita sendiri. Gunakan gagasan yang aneh, nyleneh, liar, norak, dan berani untuk merangsang gagasan yang lebih baik.

D. Lakukan evaluasi kritis terhadap gagasan yang ada. 
Pilihlah gagasan terbaik dari sejumlah gagasan yang telah diberikan.

E. Lakukan aksi untuk merealisasikan gagasan tersebut.


Menurut saya, dengan adanya teknik brainstorming ini para anggota di sebuah organisasi diberi kesempatan dan juga didorong untuk dapat berpikir out of the  box dalam hal pengambilan keputusan. Juga dengan diperbolehkannya penyampaian gagasan yang mungkin terkesan frontal dan aneh, maka para anggota secara tidak langsung dilatih dalam hal kreatifitasnya dalam memberikan solusi. 

Dengan ditundanya pengambilan keputusan yang terlalu cepat dan evaluasi kritis terhadap gagasan-gagasan yang telah disampaikan, setiap anggota dapat dengan puas menyampaikan gagasan dan dapat memutuskan gagasan yang tepat dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang.


KONSEP JENDELA JOHARI




 Jendela Johari adalah konsep komunikasi yang diperkenalkan oleh Joseph Luth dan Harry Ingram. Jendela Johari pada dasarnya menggambarkan tingkat saling pengertian antarorang yang berinteraksi. Jendela Johari ini mencerminkan tingkat keterbukaan seseorang yang dibagi dalam empat kolomkolom-kolom tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut:

A.OpenMenggambarkan keadaan atau hal yang diketahui diri sendiri dan orang lain. Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan motivasi-motivasinya. Orang yang “Open” bila bertemu dengan seseorang akan selalu membuka diri dengan menjabat tangan atau secara formal memperkenalkan diri bila berjumpa dengan seseorang. Diri yang terbuka, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri demikian juga orang lain diluar dirinya dapat mengenalinya.

B.Blind
Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-sifat, perasaan-perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap seolah-olah seorang yang sok akrab, padahal orang lain melihatnya begitu berhati-hati dan sangat tertutup, tampak formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan. Orang ini sering disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak dapat melihat dirinya sendiri, tidak jujur dalam menampilkan dirinya namun orang lain dapat melihat ketidak tulusannya.

C.Hidden
Ada hal-hal atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi orang lain tidak. Hal ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan mengenai keadaan hubungannya dengan seseorang. “Saya ingat betul bagaimana rasanya dikhianati pada waktu itu, padahal aku begitu mempercayainya”. Luka hati masa lalunya tidak diketahui orang lain, tetapi ia sendiri tak pernah melupakannya.

D.Unknown
Dikatakan “Unknown”, karena baik yang bersangkutan, maupun orang lain dalam kelompoknya tidak mengetahui hal itu secara individu. Sepertinya semua serba misterius
Jendela Johari juga bisa menjelaskan tingkat keterbukaan seseorang terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Orang tipe I:
Merupakan orang yang terbuka. Terbuka kepada orang lain dan terbuka untuk orang lain menilai dan memberi masukan tentang dirinya.

Orang tipe II :
Merupakan orang yang menyembunyikan sebagian dari kebenaran tentang dirinya. Artinya ada hal-hal atau bagian yang dia sendiri tahu tapi orang lain tidak. Contohnya orang yang sakit hati dengan orang lain. Orang lain belum tentu tahu, tapi dia tahu.

Orang tipe III:
Merupakan orang yang buta. Disebut buta karena orang itu tidak tahu tentang sifat-sifat, perasaan-perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain melihatnya. Contohnya adalah orang yang sok akrab, padahal orang lain melihat dia sebagai seorang yang sangat berhati-hati dan tertutup, formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan.

Orang tipe IV:
Merupakan orang tipe paling tertutup. Tidak mau membuka dirinya keluar maupun menerima pendapat/masukan/feedback dari luar. Panggilan yang tepat untuk yang yang demikian adalah orang yang misterius.



sumber: http://www.kursikayu.com/2011/05/jendela-johari-johari-window.html 


Hubungan dengan organisasi:

Dapat saya simpulkan bahwa dengan adanya konsep jendela johari, kita dapat dengan mudah mengetahui dan mengelompokan orang-orang dengan tipe dan kepribadian yang sesuai dengan keempat tipe tersebut. Juga kita dapat mengetahui permasalahan apa yang sedang dihadapi di dalam suatu organisasi.

Dengan adanya konsep komunikasi jendela johari, hubungan dan tingkat pengertian antar anggota dapat tercermin sehingga jika ada sebuah konflik di dalam sebuah organisasi kita dapat lebih mudah mengetahui penyebab dari konflik tersebut sehingga solusi yang diberikan lebih tepat.

Peraturan dan Regulasi

Pengertian Peraturan dan Regulasi Berikut ini adalah pengertian peraturan dari berbagai sumber: TIM GRASINDO Peraturan merupaka...